By
All About Knowledge
at
July 27, 2020
Tanaman karet
merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar.
Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 m. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus
dan memiliki percabangan yang tinggi dan juga mengandung getah yang dikenal
dengan Lateks.
Dalam
dunia tumbuh-tumbuhan tanaman karet tersusun dalam sistematika sebagai berikut:
Devisi :
Spermatophyta
Subdivisi :
Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo :
Euphorbiales
Famili :
Euphorbiaceae
Genus :
Hevea
Spesies :
Hevea Brasiliensis
Karet alam
adalah polimer isoprene (C5H8)
yang mempunyai bobot molekul yang besar
dengan struktur kimia yang ditunjukkan pada gambar di bawah. Karet Hevea yang
diperoleh dari pohon Hevea Brasiliensis adalah bentuk alamiah dari
1,4–polisoprena.
Cara Memperoleh Lateks Pekat
Lateks
kebun umumnya mengandung kadar karet kering (KKK) antara 25–35%. Lateks ini belum dapat dipasarkan
karena masih terlalu encer dan belum sesuai untuk digunakan sebagai bahan
industri karet pada umumnya.
Dengan
demikian, lateks perlu dipekatkan
terlebih dahulu hingga memiliki kadar karet kering 60% atau lebih. Lateks
dengan KKK 60% ini disebut dengan lateks pekat (concentrated
latex).
Proses
pembuatan lateks pekat secara garis
besar dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: pemusingan (centrifuging), pendadihan
(creaming) dan penguapan
(evaporating). Akan tetapi cara yang disebut terakhir ini tidak banyak dilakukan.
1. Pengolahan lateks dengan
Pemusingan (centrifuging)
Pada
umumnya pengolahan lateks pekat dengan cara pemusingan ditujukan untuk
memproduksi lateks pekat amonia tinggi (HA-centrifuge).
a. Penerimaan Lateks Kebun
Lateks
dari kebun harus dijaga kebersihannya dengan selalu menggunakan peralatan yang
bersih. Lateks diterima dalam bak penerimaan melalui saringan 80 mesh. Kemudian
ditentukan KKK dan kadar VFA-nya. Ke dalam lateks ditambahkan 2-3 gram ammonia
per liter lateks, kemudian diaduk.
b. Pemusingan
Lateks
dialirkan ke dalam alat pusingan (centrifuge)
yang berputar dengan kecepatan 6000-7000 rpm, dipisahkan menjadi dua bagian
yaitu lateks pekat dan serum. Lateks pekat hasil pemusingan yang mengalir
menuju tangki percampur dibubuhi bahan pemantap.
Bahan
ini umumnya berupa larutan 10-20% NH4-laurat dengan dosis 0,05%
untuk meningkatkan kemantapan lateks pekat. Selanjutnya lateks pekat
ditambahkan dengan NH3
sehingga kadar NH3 dalam lateks menjadi 0,7% atau lebih.
c. Penyimpanan lateks pekat
Lateks
pekat hasil pemusingan meskipun telah ditambah dengan bahan pemantap, masih
belum siap dipasarkan. Lateks pekat masih perlu disimpan selama 3 minggu atau
lebih, agar bahan pemantap berfungsi efektif. Selama pemeraman perlu diaduk
agar tidak terjadi penggumpalan.
d. Pengemasan
Pada
prinsipnya pengemasan lateks pekat harus dilakukan dalam wadah yang sesuai,
bersih, kering, dan tertutup rapat serta disimpan pada tempat yang sejuk demi
menjaga mutu lateks tidak cepat menurun.
2. Pengolahan lateks dadih
(Creaming)
Metode
pemekatan lateks ini menggunakan bantuan bahan kimia yang berperan sebagai
bahan pendadih.
a. Penerimaan Lateks
Lateks
diterima dalam tangki-tangki melalui saringan yang ditambahkan bahan pengawet
NH3 dengan kadar ≥ 0,7%. Untuk
mendapatkan hasil pendadihan yang baik sesuai dengan mutu standar
diperlukan bahan lateks kebun dengan KKK ≥ 30%.
b. Pendadihan
Lateks
yang telah ditambahkan dengan bahan pengawet dimasukkan ke dalam tangki
pendadihan. Kemudian ditambahkan dengan bahan pendadih yaitu 140 cc larutan
tepung konyaku 1% atau 60 cc larutan ammonium alginat 1% untuk tiap liter lateks,
diaduk dengan kecepatan 200-400 rpm selamam 20-60 menit.
Setelah
diaduk, kemudian didiamkan selama 3-4 minggu agar partikel-partikel karet
berkumpul pada bagian atas dan skim di bagian bawah, dan skim dikeluarkan dan
dialirkan ke dalam pengumpul skim. Pendadihan yang baik yaitu menghasilkan skim
dengan
kadar karet 3-5%.
c. Penyimpanan dan Pengemasan
Penyimpanan
dan pengemasan lateks dadih sama seperti lateks pusingan.
Demikian
penjelasan mengenai tanaman pohon karet dan proses untuk memperoleh lateks.
Semoga bermanfaat ya !!!
No comments:
Post a Comment