-->

Belajar dengan Mudah, Efektif dan Bermanfaat

Proses Pembuatan Pulp

Proses pembuatan pulp menurut perlakuan yang diterapkan terhadap bahan baku dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, yaitu :

 

1. Proses Sulfat (Kraft)

Pulp adalah bahan berbentuk  serat hasil pengolahan bahan berlignoselulosa dengan proses mekanis, kimia, dan semi kimia untuk pembuatan kertas, karton, papan serat, rayon, serta turunan selulosa lainnya. Untuk memperoleh pulp berkualitas baik dibutuhkan bahan baku dengan kandungan selulosa tinggi, akan tetapi lignin dan zat ekstraktif yang rendah.

 

Proses sulfat dikenal juga sebagai proses kraft dalam bahasa Jerman yang artinya kuat. Pulp dari proses sulfat memiliki kelebihan dibandingkan dengan proses soda dalam hal kualitas pulp. Pada proses ini dikenal dengan nama proses kraft yang menggunakan larutan pemasak yang terdiri dari NaOH, Na2S dan Na2CO3.


Hasil yang diperoleh relatif lebih baikuntuk kuat tariknya tetapi warnanya kurang baik sehingga diperlukan bahan pemutih lebih banyak. Pemasakan dilakukan pada suhu antara 171-179 OC, tekanan 100-125 psi dan waktu 2 sampai dengan 5 jam

 

Proses sulfat mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan proses pulp lainnya yaitu:

(1) dapat digunakan untuk berbagai jenis kayu

(2) bersifat toleran terhadap kayu yang masih mengandung kulit, bila digunakan untuk memproduksi pulp yang tidak perlu dipucatkan

(3) pulp yang dihasilkan berkekuatan tinggi

(4) waktu pemasakan yang singkat

(5) larutan bekas bahan pemasak dapat di daur ulang

 

Kelemahannya antara lain menghasilkan pulp yang berwarna gelap karena adanya zat lignin, tanin dan zat ekstraktif lain yang terdegradasi selama proses pemasakan  sehingga diperlukan pemucatan yang intensif.

 

Proses delignifikasi dalam proses kraft terdiri dari 3 tahap, yaitu delignifikasi awal (initial delignification), delignifikasi curah (bulk delignification) dan delignifikasi sisa (residual delignification).


Pada tahap awal sangat sedikit lignin yang terlarut, yaitu sekitar 15% – 25% dari total. Tahap delignifikasi curah dimulai dari suhu 1400C dan melarutkan sampai 90% lignin dari seluruh total lignin.


Tahap ini dipengaruhi oleh konsentrasi ion OH dan ion HS serta temperatur. Delignifikasi sisatermasuk tahap akhir pemasakan ketika suhu mencapai maksimum dan dipertahankan tetap konstan.

 

Kecepatan reaksi alkali terhadap pelarutan lignin, selulosa dan hemiselulosa tergantung pada suhu, tekanan dan konsentrasi larutan pemasak. Pada suhu yang tinggi larutan pemasak yang encer tidak merusak selulosa, sedangkan pemakaian konsentrasi yang tinggi akan merusak selulosa, sehingga diperlukan konsentrasi larutan pemasak yang sesuai.


Pemakaian suhu di atas 180 0C mengakibatkan degradasi selulosa lebih tinggi, dimana pada suhu ini lignin telah habis terlarut dan sisa bahan pemasak akan mendegradasi selulosa.

 

Saat ini proses sulfat tidak hanya merupakan proses pembuatan pulp alkalis yang utama untuk kayu, tetapi sekaligus juga merupakan proses pulp yang  paling penting.Proses sulfat melibatkan pemasakan chip dengan larutan  NaOH  dan Na2S.


Reaksi dengan alkali menyebabkan pemecahan lignin menjadi kelompok yang lebih kecil dimana garam natrium dapat larut dalam cairan pemasak. Pada proses sulfat menghasilkan kertas yang kuat tetapi pulp yang  belum  diputihkan  berwarna coklat  tua.

 

1 2 3

No comments:

Post a Comment

All About Knowledge

Merupakan blog pribadi dan personal yang membahas seputar pengetahuan di bidang Kimia dan lainnya. Semoga kalian menikmatinya.
Copyright © All About Knowledge. All rights reserved. Template by CB