Pada postingan sebelumnya telah dijelaskan mengenai apa itu titrasi asam-basa. Berikut akan saya jelaskan mengenai kelanjutannya yaitu prinsip titrasi asam basa. Silakan disimak !!!
Titrasi asam basa melibatkan reaksi antara asam dengan basa, sehingga akan terjadi perubahan pH larutan yang dititrasi. Secara percobaan, perubahan pH dapat diikuti dengan mengukur pH larutan yang dititrasi dengan elektrodapada pH meter.
Dalam titrasi, titran yang dikalibrasi dalam buret perlahan-lahan diteteskan ke analit yang sudah diketahui volumenya dengan indikator yang sesuai di dalam labu erlenmeyer. Ketika terjadi perubahan warna dari larutan analit tersebut, maka titrasinya telah berhasil dan dicatat volume titran yang dipakai lalu dibuat perhitungan untuk mengetahui konsentrasi dari analit tersebut. Indikator digunakan sebagai pertanda akhir dari suatu titrasi.
Asam biasanya terbentuk oleh padatan dan gas dengan menerima elektron valensi yang dibutuhkan. Asam juga dapat membagikan atau metransfer elektron ke zat yang lain. Basa biasanya terbentuk oleh padatan dan gas-gas dengan mendonasi elektron valensi atau transfer elektron ke zat lain.
Reaksi antara asam dan basa, dapat berupa asam kuat atau lemah denganbasa kuat atau lemah, meliputi berikut ini:
Jenis Asam |
Jenis Basa |
pH Titik Ekivalen (TE) |
Asam kuat Contoh: HCl |
Basa kuat Contoh: NaOH |
= 7 (netral) |
Asam kuat Contoh: HCl |
Basa lemah Contoh: NH4OH |
< 7 (asam) |
Asam lemah Contoh: CH3COOH |
Basa kuat Contoh: NaOH |
> 7 (basa) |
Asam lemah Contoh: CH3COOH |
Basa lemah Contoh: NH4OH |
Tergantung pada harga Ka asam lemah dan Kb basa lemahnya. Bila Ka > Kb maka pH TE < 7, Ka < Kb maka pH TE > 7, bila Ka = Kb maka pH TE = 7. |
Demikian penjelasan mengenai prinsip titrasi asam basa. Semoga bermanfaat dan dibagikan ya informasinya.
No comments:
Post a Comment