By
All About Knowledge
at
September 11, 2017
Air
merupakan suatu persenyawaan kimia yang sangat sederhana yang terdiri dari dua
atom hidrogen (H) yang berikatan dengan satu atom oksigen (O). Secara simbolik
air dinyatakan dengan H2O. Air juga merupakan salah satu kebutuhan
utama dan sangat vital baik kepada manusia, hewan dan tumbuhan.
Karena
itu dibutuhkan proses pengolahan air yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan
letak sumber air tersebut. Berikut akan saya jelaskan mengenai contoh-contoh
pengolahan air. Silakan disimak ya !!!
1. Bendungan
Sumber
air baku yang digunakan adalah air sungai yang diambil melalui bangunan
bendungan dengan panjang 25 m (sesuai lebar sungai) dan tinggi ± 4 m dengan
sisi kiri bendungan dibuat sekat berupa saluran penyadap yang lebarnya 2 m
dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air kemudian air masuk ke intake
(tempat masuknya air baku).
2. Intake (tempat masuknya
air baku)
Bendungan
ini adalah saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan bar screen (saringan kasar) dan fine screen
(saringan halus) yang berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran
yang terbawa arus sungai.
Masing-masing saluran dilengkapi dengan pintu
pengatur ketinggian air (sluice gate) dan penggerak elektromotor. Pemeriksaan
maupun pembersihan saringan dilakukan secara periodik untuk menjaga kestabilan
air masuk.
3. Raw Water Tank (RWT)
RWT
(bak pengendap) dibangun setelah intake yang terdiri dari dua buah unit. Setiap
unitnya berdimensi 23,3 m x 20 m, tinggi 5 m, dilengkapi dengan dua bua outlet
gate dan pintu bilas dua buah berfungsi sebagai tempat pengendapan lumpur dan
pasir yang bersifat sedimen.
4. Raw Water Pump (RWP)
RWP
(pompa air baku) berfungsi untuk memompa air dari RWP ke splitter box (tempat
pembubuhan koagulan) berupa alum, dengan dosis normal rata-rata 20 – 25 g/m3
air dan pendistribusian air kemasing-masing clearator yang terdiri dari 5 unit
pompa air baku.
5. Clearator (proses
penjernihan air)
Clearator
terdiri dari 4 unit, dengan kapasitas masing-masing 350 L/detik yang bervolume
1.700 m3 berfungsi sebagai tempat proses pemisahan antara flok-flok
yang bersifat sedimen dengan air bersih hasil olahan melalui pembentukan
pengendapan flok-flok yang menggunakan pengaduk lambat. Endapan flok-flok ini
dibuat sesuai dengan tingkat ketebalannya secara otomatis.
6. Filter (penyaringan)
Dari
clearator dilairkan ke filter untuk menyaring kekeruhan berupa flok-flok halus
dan kotoran-kotoran lain yang lolos dari clearator melalui pelekatan pada media
filter. Dimensi masing-masing filter ini adalah lebar 4 m, panjang 8,25 m,
tinggi 6,25 m, tinggi permukaan air maksimum 5,05 m, tebal media filter 114 cm,
dengan lapisan-lapisan sebagai berikut :
a. Pasir kwarsa, 0,45 – 1,20 mm, dengan
ketebalan 61 cm.
b. Pasir kwarsa, 1,80 – 2,00 mm, dengan
ketebalan 15 cm.
c. Kerikil halus, 4,75 – 6,30 mm, dengan
ketebalan 8 cm.
d. Kerikil sedang, 6,30 – 10,00 mm, dengan
ketebalan 7,5 cm.
e. Kerikil kasar,20,00 – 40,00 mm, dengan
ketebalan 15 cm.
Dalam
jangka waktu tertentu filter ini harus dibersihkan dari endapan yang mengganggu
proses penyaringan dengan menggunakan elektromotor.
7. Reservoir (tempat
penampung air bersih)
Reservoir
ini berupa bendungan beton berdimensi panjang 50 m, lebar 40 m dan tinggi 7 m
berfungsi untuk menampung air bersih atau air hasil olahan setelah melewati media
filter dengan kapasitas ± 12.000 m3 dan kemudian di
distribusikan kepelanggan melalui
reservoir-reservoir distribusi berbagai cabang.
Air bersih yang mengalir dari
filter ke reservoir dibubuhi klor (post chlorination) dan untuk netralisasi
dibutuhkan larutan kapur jenuh (soda ash).
8. Finish Water Pump (FWP)
FWP
(pompa air bersih) berfungsi untuk mendistribusikan air bersih dari reservoir
utama di instalasi ke reservoir-reservoir distribusi dicabang melalui pipa
transmisi 1.000 mm dan 80 mm. FWP ini terdiri dari 5 unit pompa.
9. Sludge lagoon (tempat
penampungan air buangan)
Daur
ulang adalah cara paling tepat dan aman dalam mengatasi dan meningkatkan
kualitas lingkungan. Prinsip ini telah mendorong perusahaan untuk membangun
sarana pengolahan limbah berupa sludge lagoon.
Lagoon ini berfungsi sebagai
media penampung air buangan bekas pencucian sistem pengolah dan kemudian air
tersebut disalurkan kembali ke RWT untuk diproses kembali.
10. Monitoring System
(sistem pengawasan)
Metode
pengawasan selama proses pengolahan dimasing-masing unit oleh petugas dilakukan
secara langsung dan tidak langsung. Fasilitas ini dapat memperlihatkan secara
langsung kondisi proses pengolahan dari ruang tertentu baik terhadap kuantitas,
kualitas maupun kontinuitas olahan.
Fasilitas ini didesain sedemikian rupa
sehingga dapat mempermudah pengawasan terhadap proses pengolahan air menurut
standar dan ketentuan yang berlaku.
Demikian
penjelasan mengenai proses pengolahan air. Semoga bermanfaat ya :D