By
All About Knowledge
at
August 02, 2020
Minyak Sawit Mentah
atau sering dikenal dengan istilah CPO
(Crude Palm Oil) adalah minyak yang diproleh dari ekstraksi. Untuk
mendapatkan produk – produk akhir minyak tesebut, diperlukan teknologi proses –
proses rafinasi dan fraksinasi.
Minyak kelapa sawit
digunakan sebagai produk yang dapat dimakan dan menjadi komponen makanan yang
penting untuk lebih dari satu miliar orangdi seluruh dunia. Penggunaan industri
meliputi pembuatan berbagai oleokimia dasar, zat antara kimia, dan lebih banyak
diproses produk jadi seperti pelapis, pelumas, dan biopolimer, dan sebagai biofuel seperti biodiesel.
PKS
pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan
Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti
sawit (Kernel).
Proses
pengolahan kelapa kelapa sawit sampai menjadi minyak sawit (CPO) terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
1. Jembatan Timbang
Pada
Pabrik Kelapa Sawit, jembatan timbang
yang dipakai menggunakan sistem komputer untuk meliputi berat. Prinsip kerja
dari jembatan timbang yaitu truk yang melewati jembatan timbang berhenti lebih kurang 5 menit, lalu dicatat berat truk awal sebelum TBS dibongkar dan sortir, kemudian
setelah dibongkar truk kembali ditimbang,
selisih berat awal dan akhir adalah berat
TBS yang diterima dipabrik.
2. Penyortiran
Kualitas buah
yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat kematangannya. Jenis buah yang
masuk ke PKS pada umumnya jenis Tenera
dan jenis Dura. Kriteria matang
panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah distasiun
penerimaan TBS (Tandan Buah Segar).
Pematangan
buah mempengaruhi terhadap rendamen minyak dan ALB (Asam Lemak Buah) yang dapat dilihat pada gambar di bawah.
Setelah
disortir, TBS tersebut dimasukkan ke
tempat penimbunan sementara dan selanjutnya diteruskan ke stasiun perebusan (Sterilizer).
3. Proses Perebusan
(Sterilizer)
TBS (Tandan Buah Segar)
kemudian dimasukkan ke dalam Sterilizer.
Adapun tujuan perebusan adalah :
- Merusak
enzim dan menghentikan peragian yang asam lemak bebas
- Mempermudah
proses selanjutnya
- Menurunkan
kadar air pada bahan
- Melunakkan
daging buah sehingga daging buah mudah dilepaskan dari biji
Pada
stasiun rebusan terdapat alat-alat sebagai berikut:
a. Alat Penarik (Capstand)
Capstand
adalah alat penarik lori keluar dan masuk sterilizer.
b. Sterilizer (Ketel
Rebusan)
Merupakan
bejana uap tekan yang digunakan untuk merebus buah. Sterilizer ini dapat memuat 8 buah lori dengan tekanan kerja
maksimal 3 kg/cm2 dan suhu kerja maksimal 140 oC.
Untuk menjaga tekanan dalam rebusan tidak melebihi
tekanan kerja yang diizinkan, rebusan diberi katup pengaman. Seluruh proses
perebusan dilakukan dalam sterilizer horizontal.
Sterilizer memiliki
bentuk panjang 26 m dan diameter
pintu 2,1 m. Dalam sterilizer dilapisi Wearing Plat setebal 10 mm yang
berfungsi untuk menahan steam, di bawah sterilizer
terdapat lubang yang gunanya untuk pembuangan air condesat agar pemanasan di dalam
sterilizer tetap seimbang.
Dalam
proses perebusan minyak yang terbuang lebih kurang 0,7%. Dalam melakukan proses
perebusan diperlukan uap untuk memanaskan sterilizer yang disalurkan dari
boiler.
c. Tippler
Tippler
merupakan tempat untuk menumpahkan buah kelapa sawit yang sudah direbus dengan sterilizer dengan cara memutar lori 180
derajat. Buah kelapa sawit tersebut
diangkut menggunakan conveyor menuju threser.
4. Proses Penebah (Thereser
Process)
Stasiun
penebahan merupakan stasiun yang berfungsi untuk memisahkan buah dari tandannya
dengan cara bantingan – bantingan dan berputar sekitar 23 – 25 rpm yang dinamai
rotary drum threshing.
a. Hoisting Crane
Fungsi
dari Hoisting Crane adalah untuk
mengangkat lori dan menuangkan isi lori ke bunch
feeder (hooper). Dimana lori yang diangkat tersebut berisi TBS yang sudah direbus.
b. Thereser
Fungsi
dari Thereser adalah untuk memisahkan
buah dari janjangannya dengan cara mengangkat dan membantingnya serta mendorong
janjang kosong ke empty bunch conveyor.
5. Proses Pengempaan
(Pressing Process)
Proses Kempa
adalah pertama dimulainya pengambilan
minyak dari buah Kelapa Sawit
dengan jalan pelumatan dan pengempaan. Baik buruknya pengoperasian peralatan
mempengarui efisiensi pengutipan minyak.
Proses ini terdiri dari :
a. Digester
Setelah
buah pisah dari janjangan, maka buah dikirim ke Digester dengan cara buah masuk ke Conveyor Under Threser yang fungsinya untuk membawa buah ke Fruit Elevator yang fungsinya untuk
mengangkat buah ke atas masuk ke distribusi conveyor yang kemudian menyalurkan
buah masuk ke Digester.
Digester
merupakan sebuah alat yang terbuat dari besi pelat yang berbentuk silinder
dimana sekeliling dindingnya dipasang pelat mantel untuk memanaskan adukan.
Di
dalam digester tersebut buah atau
berondolan yang sudah terisi penuh diputar atau diaduk dengan menggunakan pisau
pengaduk yang terpasang pada bagian poros II, sedangkan pisau bagian dasar
sebagai pelempar atau mengeluarkan buah dari digester ke screw press.
Pada
digester, dilakukan proses ekstraksi
pertama untuk mengusahakan keluarnya minyak dari brondolan buah. Mesin press adalah
alat untuk memisahkan minyak kasar (crude
oil) dari daging buah (pericarp).
Buah
yang keluar dari digester diperas didalam
mesin press dengan tekanan 40 - 50
bardan dengan menggunakan air pengencer yang bersuhu 90 – 95 oC. Sedangkan
ampas kempa dipecahkan dengan menggunakan
cake breaker conveyor untuk
memudahkan memisahkan nuts dan ampas.
Fungsi Digester :
- Melumatkan
daging buah.
- Memisahkan
daging buah dengan biji.
- Mempersiapkan
Feeding Press.
- Mempermudah
proses di Press.
- Menaikkan
Temperatur.
b. Screw Press
Fungsi
dari Screw Press adalah untuk
memeras berondolan yang telah dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Buah – buah yang telah
diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau – pisau pelempar dimasukkan ke dalam
feed screw conveyor dan mendorongnya
masuk ke dalam mesin pengempa (twin
screw press).
Oleh
adanya tekanan screw yang ditahan
oleh cone, massa tersebut diperas sehingga melalui lubang – lubang press cage minyak dipishkan dari
serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju stasiun clarifikasi, sedangkan ampas dan biji masuk ke stasiun kernel.
6. Proses Pemurnian Minyak
(Clarification Station)
Setelah
melewati proses Screw Press maka
didapatlah minyak kasar/Crude Oil
dan ampas press yang terdiri dari fiber. Kemudian Crude Oil masuk ke stasiun
klarifikasi dimana proses pengolahannya sebagai berikut :
a. Sand Trap Tank (Tangki Pemisah Pasir)
Setelah
di press maka Crude Oil yang
mengandung air, minyak, lumpur masuk ke Sand
Trap Tank. Fungsi dari Sand Trap
Tank adalah untuk menampung pasir. Temperatur pada sand trap mencapai 95 oC.
b. Vibro Seperator / Vibrating Screen
Fungsi
dari Vibro Separator adalah untuk
menyaring Crude Oil dari serabut –
serabut yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak. Sistem kerja mesin penyaringan itu sendiri dengan sistem getaran – getaran pada Vibro
kontrol melalui penyetelan pada bantul yang di ikat pada elektromotor. Getaran
yang kurang mengakibatkan pemisahan tidak efektif.
c. Vertical Clarifier Tank (VCT)
Fungsi
dari VCT adalah untuk memisahkan
minyak, air dan kotoran (NOS) secara
gravitasi. Dimana minyak dengan berat jenis yang lebih kecil dari 1 akan
berada pada lapisan atas dan air dengan berat jenis = 1 akan berada pada
lapisan tengah sedangkan NOS dengan berat jenis lebih besar dari 1 akan berada
pada lapisan bawah.
Fungsi Skimmer
dalam VCT adalah untuk membantu
mempercepat pemisahan minyak dengan cara mengaduk dan memecahkan padatan serta
mendorong lapisan minyak dengan Sludge.
Temperatur yang cukup (95 oC) akan memudahkan proses pemisahan ini.
Prinsip
kerja di dalam VCT dengan
menggunakan prinsip keseimbangan antara larutan yang berbeda jenis. Prinsip
bejana berhubungan diterapkan dalam mekanisme kerja di VCT.
d. Oil Tank
Fungsi
dari Oil Tank adalah untuk tempat sementara
Oil sebelum diolah oleh Purifier.
Pemanasan dilakukan dengan menggunakan Steam
Coil untuk mendapatkan temperaturyang diinginkan yakni 95 oC.
e. Oil Purifier
Fungsi
dari Oil Purifier adalah untuk
mengurangi kadar air dalam minyak dengan cara sentrifugal. Pada saatalat ini
dilakukan proses diperlukan temperatur suhu 95 oC.
f. Vacuum Dryer
Fungsi
dari Vacuum Dryer adalah untuk
mengurangi kadar air dalam minyak produksi. Sistem kerjanya sendiri adalah
minyak disimpan kedalam bejana melalui Nozel.
Suatu
jalur resirkulasi dihubungkan dengan suatu pengapung didalam bejana, sehingga
bilamana ketinggian permukaan minyak menurun pengapung akan membuka dan
mensirkulasi minyak kedalam bejana.
g. Sludge Tank
Fungsi
dari Sludge Tank adalah tempat
sementara sludge (bagian dari minyak
kasar yang terdiri dari padatan dan zat cair) sebelum diolah oleh sludge seperator. Pemanasan dilakukan dengan
menggunakan sistem injeksi untuk mendapatkan temperatur yang dinginkan yaitu 95
oC.
h. Sand Cyclone/Pre-Cleaner
Fungsi
dari Sand Cyclone adalah untuk
menangkap pasir yang terkandung dalam sludge dan untuk memudahkan proses
selanjutnya.
i. Brush Strainer (Saringan Berputar)
Fungsi
dari Brush Strainer adalah untuk
mengurangi serabut yang terdapat pada sludge sehingga tidak mengganggu kerja Sludge Seperator. Alat ini terdiri dari
saringan dan sikat yang berputar.
j. Storage Tank
Fungsi
dari Storage Tank adalah untuk
penyimpanan sementara minyak produksi yang dihasilkan sebelum dikirim. Storage Tank harus dibersihkan secara
terjadwal dan pemeriksaan kondisi Steam
Oil harus dilakukan secara rutin, karena apabila terjadi kebocoran pada pipa Steam Oil dapat mengakibatkan
naiknya kadar air pada CPO.
Demikian
penjelasan mengenai Proses Pengolahan Kelapa Sawit menjadi Minyak Sawit (bagian
daging). Semoga bermanfaat ya !!!
No comments:
Post a Comment