Urea formaldehida merupakan resin hasil reaksi antara urea dan formaldehida yang termasuk ke dalam golongan thermosetting artinya mempunyai sifat tahan terhadap asam, basa, tidak dapat melarut dan tidak dapat meleleh. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan urea formaldehid.
1. Perbandingan Umpan
Umumnya, perbandingan mol umpan (formalin/urea) yang digunakan adalah 1,6 dimana perbandingan umpan berada pada batas standar yang ditentukan, perbandingan umpan harus berada dalam range antara 1,25 – 2,0 hal tersebut dimaksudkan agar mempermudah analisis baik analisis densitas, viskositas, kadar resin dan formalin bebas.
Besarnya perbandingan mol umpan formalin dengan urea sangat mempengaruhi pada produk (polimer) yang dihasilkan, bila perbandingan umpan kurang dari 1,25 maka resin yang dihasilkan memiliki kadar formalin yang rendah dan menghasilkan polimer yang kekerasan dan kepadatannya rendah, sedangkan bila perbandingan umpan lebih dari 2 maka resin yang dihasilkan memiliki kadar formalin yang tinggi dan menghasilkan polimer yang kekerasan dan kepadatannya tinggi.
2. Pengaruh pH
Kondisi reaksi sangat berpengaruh terhadap reaksi atau hasil reaksi selama proses kondensasi polimerisasi terjadi. Dalam suasana asam akan terbentuk senyawa Goldsmith dan senyawa lain yang tidak terkontrol sehingga molekul polimer yang dihasilkan rendah. Berikut adalah contoh rumus senyawa Goldsmith.
Senyawa Goldsmith tidak diinginkan karena mempunyai rantai polimer lebih pendek tetapi stabil terhadap panas. Dalam suasana basa kuat, formaldehid akan bereaksi secara disproporsionasi dimana sebagian akan teroksidasi menjadi asam karboksilat dan sebagian tereduksi menjadi alkohol. Reaksi yang terjadi adalah :
3. Katalis
Katalis adalah zat yang meningkatkan laju reaksi kimia tetapi zat itu tidak mengalami perubahan kimia yang permanen. Katalis menimbulkan lindasan alternatif bagi jalannya reaksi, dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis yang biasa digunakan dalam percobaan ini adalah NH3. Pada proses curing nitrogen berperan sebagai penyerap panas.
4. Kemurnian Zat Umpan
Zat umpan yang digunakan harus murni karena adanya zat pengotor dikhawatirkan akan mempengaruhi terbentuknya polimer atau terjadinya reaksi samping.
5. Temperatur Reaksi
Temperatur reaksi tidak boleh melebihi titik lelehnya karena dimetilol urea yang terjadi akan kehilangan air dan formaldehid. Menurut Kadowaki dan Hasimoto, temperatur optimum reaksi adalah 85 oC. Sedangkan titik lelehnya menurut De Chensne adalah 150 oC. Dan menurut Einhorn adalah 126 oC. Kenaikan temperatur akan mempercepat laju reaksi, hal ini dapat ditunjukkan dengan persamaan Arrhenius yaitu :
6. Buffer
Buffer (larutan penyangga) adalah larutan yang dapat menahan perubahan pH larutan bila asam atau basa ditambahkan, atau bila larutan diencerkan. Buffer ini berpengaruh untuk menjaga agar reaksi tetap berlangsung pada rentang pH antara 8 sampai 10 sehingga reaksi dapat berjalan stabil. Buffer yang dipakai dalam percobaan ini adalah Na2CO3.H2O . Larutan buffer mengandung suatu komponen asam atau basa yang tidak saling bereaksi. Sehingga ion H+atau OH- yang lepas akan digantikan oleh larutan buffer, meskipun pergantiannya tidak maksimum.
Demikian penjelasannya, semoga bermanfaat ya !!!
As stated by Stanford Medical, It's really the ONLY reason women in this country live 10 years longer and weigh an average of 42 lbs less than we do.
ReplyDelete(And actually, it has absolutely NOTHING to do with genetics or some hard exercise and EVERYTHING related to "how" they eat.)
BTW, What I said is "HOW", and not "what"...
Tap this link to determine if this brief quiz can help you decipher your true weight loss possibility