By
All About Knowledge
at
March 05, 2018
Analisakualitatif secara fisik atau disebut juga analisa jenis adalah untuk menentukan macam atau jenis zat atau
komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam melakukan analisa kita mempergunanakan sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat
fisis maupun sifat-sifat kimianya.
Misalnya
ada suatu sampel cairan dalam gelas kimia. Bila kita ingin tahu apa sampel cair
itu maka
kita lakukan analisa kualitatif terhadap sampel cairan itu. Caranya ialah kita
tentukan sifat-sifat fisis sampel tersebut.
Berdasarkan metodenya, analisa kualitatif dapat
dikelompokkan dalam dua kelompok. Pertama, analisis bahan berdasarkan
karakterisasi fisis, yaitu penentuan sifat fisis dan keasaman. Kedua, analisis
bahan berdasarkan metode H2S, yaitu analisis kation dan analisis anion.
Sebelumnya telah saya jelaskan analisis bahan bagian I
dan bagian II dimana tahap awal yaitu analisis pendahuluan ; penentuan titik
leleh dan pengamatan bentuk kristal. Pada kesempatan ini akan diuraikan lebih
lanjut mengenai analisis bahan berdasarkan karakterisasi fisis. Silakan disimak
!!!
Lanjutan
pembahasan analisa bahan bagian II
4. Indeks Bias
Indeks bias adalah bilangan yang menunjukan perbandingan
sinus sudut datang dengan sinus sudut bias cahaya yang melewati suatu media.
Panjang gelombang cahaya dan temperatur yang biasa digunakan sebagai standar
adalah cahaya natrium (D) dan temperature 20°C. Oleh karena itu indek bias yang
diukur pada kondisi tersebut dinyatakan dengan simbol n20/D. Alat
yang digunakan untuk menentukan indek bias adalah Refraktometer.
Cara
Menentukan Indeks Bias
- Buka prisma refraktometer, bersihkan dengan
menggunakan kapas berlakohol kemudian keringkan.
- Sesudah kering teteskan zat yang akan diperiksa sampai
menutup semua permukaan prisma tersebut secara merata kemudian tutup.
- Atur cahaya yang masuk apabila belum jelas.
- Putar makrometer, apabila tidak kelihatan batas terang
gelap putar mikrometer, kemudian putar kembali makrometer sampai batas terang
gelap memotong titik perpotongan dua garis diagonal yang saling berpotongan.
- Baca angka pada layar.
- Pembacaan hanya dilakukan pada angka bagian atas,
dengan bilangan keempat dibelakang koma ditentukan berdasarkan penafsiran si
pembaca.
Prisma refraktometer terbuat dari gelas batu api yang
lunak sehingga mudah tergores dan mengalami korosi, oleh karena itu harus
diperlakukan secara benar. Sebelum dan sesudah digunakan kaca prisma harus
selalu bersih dan kering. Untuk membersihkannya dapat digunakan kapas
beralkohol.
5. Penentuan Titik Didih
Titik didih suatu zat adalah suhu dimana tekanan uap
zat cair sama dengan tekanan luar diatas permukaan zat cair tersebut.
Berdasarkan jumlah zat yang digunakan penentuan titik didih dibagi menjadi dua
cara, yaitu penentuan titik didih secara mikro bila jumlah zat yang digunakan
sedikit dan penentuan titik didih secara makro bila jumlah zat yang digunakan
banyak.
a. Cara menentukan titik didih secara makro
- Ambil pipa kapiler yang berdiameter ±1mm dengan
panjang 9-10 cm.
- Bakar salah satu ujungnya sampai tertutup rapat.
- Masukkan pipa kapiler tersebut pada tabung reaksi
kecil yang berisi zat yang akandiperiksa dengan ujung pipa kapiler yang terbuka
tercelup pada zat tersebut.
- Tempelkan tabung reaksi kecil pada termometer dengan
tinggi ujung tabung reaksi sejajar dengan ujung reservoir termiometer, kemudian
ikat.
- Masukkan kedalam penangas yang telah diberi batu
didih.
- Panaskan secara perlahan-lahan dengan api kecil.
- Catat suhu pada saat mulai timbul gelembung pada ujung
pipa kapiler serta pada saat gelembung yang terjadi cepat dan teratur.
- Cepat hentikan pemanasan kemudian catat suhu saat
gelembung tera khir keluar.
- Amati data tersebut, kemudian tentukan titik didihnya.
- Data yang mendekati adalah data yang perbedaan suhunya
kecil (±5°C). Titik didih zat adalah rata-rata dari data tersebut.
b. Cara menentukan titik didih secara makro
dengan destilasi
- Pasang alat lalu masukkan batu didih dan zat pada labu
destilasi (isi zat dalam paling banyak 2/3 bagian dari labu), kemudian masukkan
pula batu didih pada penangas.
- Panaskan mula-mula dengan api kecil kemudian
diperbesar sampai zat mendidih.
- Atur pemanasan hingga pemanasan destilat ±2 tetes per
detik.
- Bacalah suhu pada setiap lima detik.
- Suhu pada saat konstan menunjukkan titik didih zat
cair.
- Untuk zat yang mempunyai titik didih yang tingi (lebih
dari 250°C) penangas yang digunakan adalah penangas pasir dengan pendinginnya
adalah pendingin udara
6. Penentuan Sifat Keasamaan dan Kebasaan Sampel
Penentuan sifat asam atau basa suatu sampel dapat dilakukan
secara langsung dengan alat pH meter atau dengan menggunakan suatu indikator, baik
indikator universal, kertas lakmus maupun indikator asam basa lainnya yang yang
merupakan hasil sintesis maupun hasil isolasi dari bahan alam.
- Perubahan warna suatu indikator asam basa disebabkan
oleh sifat keasaman atau kebasaan lingkungannya, karena:
- indikator asam basa merupakan asam organik lemah atau
basa organik lemah.
- molekul-molekul indikator tersebut mempunyai warna
yang berbeda dengan ion-ionnya.
- letak trayek pH pada pH tinggi atau rendah atau di
tengah tergantung dari besar kecilnya Ka atau Kb indikator yang bersangkutan.
- terjadinya trayek merupakan akibat kesetimbangan dan
kemampuan mata untuk membedakan campuran warna.
Andaikan suatu indikator bersifat asam lemah dan kita
beri simbol Hin. Dalam pengionannya terjadi kesetimbangan
Dengan sendirinya letak kesetimbangan tergantung dari pH
lingkungannya. Dalam larutan asam, pengionan akan tertekan oleh ion-ion H+ dalam
larutan asam, sehingga lebih banyak molekul HIn terdapat dalam larutan itu
daripada ion In-, akibatnya warna larutan lebih banyak ditentukan oleh warna
molekul HIn (warna A) daripada warna ion In-(warna B).
Dalam larutan basa, terdapat banyak ion OH-, ion-ion
ini mengikat ion H+ dari kesetimbangan di atas, sehingga kesetimbangan di tarik
ke arah kanan. Jadi dalam larutan basa terdapat jauh lebih banyak ion
In-daripada molekul HIn sehingga warna larutan basa tersebut lebih banyak
ditentukan oleh warna B.
Pada setiap pH terdapat kesetimbangan di atas, hanya
saja letak kesetimbangannya berbeda-beda, lebih ke kiri atau lebih ke kanan atau
di tengah. Pada tebel berikut ini ditunjukkan beberapa jenis indikator serta
trayek pH.
Demikian penjelasan mengenai analisis kualitatif
berdasarkan sifat fisis bahan bagian III. Semoga bermanfaat !!!