By
All About Knowledge
at
February 01, 2018
Analisa
kualitatif atau disebut juga analisa jenis adalah untuk menentukan macam atau jenis zat atau
komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam melakukan analisa kita mempergunanakan sifat-sifat
zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimianya.
Misalnya ada suatu sampel
cairan dalam gelas kimia. Bila kita ingin tahu apa sampel cair itu maka kita lakukan analisa
kualitatif terhadap sampel cairan itu. Caranya ialah kita tentukan sifat-sifat fisis sampel tersebut.
Berdasarkan metodenya, analisa kualitatif dapat
dikelompokkan dalam dua kelompok. Pertama, analisis bahan berdasarkan
karakterisasi fisis, yaitu penentuan sifat fisis dan keasaman. Kedua, analisis
bahan berdasarkan metode H2S, yaitu analisis kation dan analisis
anion.
Sebelumnya telah saya jelaskan analisis bahan bagian I
dimana tahap awal yaitu analisis pendahuluan yang melingkupi pengamatan
terhadap warna, baud dan wujud ; tes kelarutan ; tes keasamaan dan pemanasan
zat pada pipa pijar. Pada kesempatan ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai
analisis bahan berdasarkan karakterisasi fisis. Silakan disimak !!!
Lanjutan
pembahasan analisa bahan bagian I
e. Tes nyala
Beberapa senyawa logam tertentu dapat memberikan warna
yang khas pada nyala pembakar Bunsen, misalnya kuning dari Natrium dan
lembayung dari Kalium. Ketika melakukan tes nyala perlu difahami secara benar
bagian-bagian utama nyala Bunsen.
Tes nyala dilakukan dengan cara mencelupkan kawat
platina atau nikrom yang telah bersih ke dalam HCl pekat lalu disentuhkan ke
dalam zat yang akan diperiksa, kemudian dimasukkan ke dalam nyala pada daerah
oksidasi bawah. Warna nyala dapat dilihat dengan mata langsung atau melalui
kaca kobalt seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini.
2. Penentuan Titik Leleh
Titik leleh suatu zat adalah suhu dimana terjadi
keadaan setimbang antara fasa padat dengan fasa cair.
Cara
menentukan titik leleh suatu zat
- Haluskan zat yang akan diperiksa.
- Ambil pipa kapiler yang berdiameter ±1,5 –2 mm dengan
tingginya ±5 cm, bakar salah satu ujungnya sampai tertutup rapat.
- Masukkan zat kedalam pipa kapiler dengan cara
mengetuk-ngetukan ujung pipa kapiler yang terbuka diatas zat dalam gelas arloji
sampai terisi ±2mm (sampai dapat diamati) dan cukup rapat.
NB: (Untuk
membantu supaya zat mudah turun pada bagian bawah pipa kapiler yang tertutup
bisa menggunakan bantuan corong gelas yang berleher panjang atau pipa, dengan
cara menjatuhkan pipa kapiler yang berisi zat dalam corong atau pipa
berulang-ulang)
- Tempelkan pipa kapiler pada termoter dengan ujung pipa
kapiler yang tertutup tingginya sejajar sejajar dengan tinggi reservoir
termometer kemudian ikat.
- Masukkan kedalam pemanas.
- Panaskan penangas tersebut dengan cepat sampai suhu
40°C, kemudian naikkan lagi 20°C secara perlahan-lahan dan akhirnya pemanasan
diteruskan dengan kenaikan suhu 1°C sampai dengan 2°C tiap menit (api kecil).
-
Catat
suhu mulai zat meleleh dan saat zat meleleh semuanya. Hentikan pemanasan
kemudian catat suhu saat kristal terbentuk kembali.
Hal-hal
yang harus diperhatikan supaya memperoleh hasil yang baik atau mendekati
- Penangas harus dipanaskan dengan kecepatan yang
teratur (kenaikan kira-kira 2°C tiap menit) bila sudah mendekati titik
lelehnya.
- Memperkecil perbedaan waktu antara proses pelelehan
dan pemindahan panas, yang dapat dicapai dengan cara :
- Jumlah zat yang dilelehkan harus sedikit
- Zat harus duhaluskan terlebih dahulu dan dimasukkan
secara padat kedalam pipa kapiler.
- Pipa kapiker yang dipergunakan harus tipis dan diameternya
harus kecil.
Dalam memilih penangas perlu diperhatikan sampai
seberapa besar temperatur yang akan di amati. Untuk titik leleh dibawah 100°C
dapat diperguinakan air. Diatas 100°C -250°C dapat dipergunakan minyak parafin
(parafin cair), gliserin yang tidak mengandung air atau minyak jenuh. Sedangkan
untuk titik leleh yang lebih tinggi dari 250°C dapat dipergunakan melting blok.
3. Pengamatan Bentuk Kristal
Informasi tentang bentuk kristal suatu zat padat
sangat penting dalam analisis kualitatif zat, karena bentuk kristal suatu zat
adalah khas. Alat yang biasa digunakan untuk melihat bentuk kristal adalah
mikroskop.
Cara
mengamati bentuk Kristal
- Bersihkan slide mikroskop, cuci dengan dengan air dan
keringkan dengan cara menggosok dengan kapas beralkohol.
- Larutkan zat yang akan diperiksa dalam pelarutnya
sampai jenuh.
- Celupkan ujung batang pengaduk kedalam larutan
tersebut, kemudian kenakan pada slide hingga merata, biarkan kristal tumbuh. (NB:
Hindarkan slide tersebut dari gangguan goncangan selama pertumbuhan kristal).
- Apabila kristal telah tumbuh dengan jumlah dan ukuran
yang cukup untuk diamati, letakan dan jepit slide pada meja tepat
ditengah-tengah lingkaran lobang mikrosop yang telah dibersihkan sebelumnya.
- Tempatkan obyektif yang terendah ukurannya dengan
jarak dekat diatas slide.
- Putar cermin untuk mendapatkan cahaya yang sempurna,
kemudian putar makrometer dengan arah obyektif menjauhi slide sehingga
didapatkan gambar. Apabila gambar kurang jelas putar mikrometer.
Untuk memperkecil atau memperbesar penglihatan putar
obyektif berlawanan dengan arah jarum jam diatas slide. Kekuatan pembesaran
miskroskop ditentukan oleh pembesaran obyektif dan okuler. Misalnya: Jika
obyektif dengan pembesaran 10X dan okuler 10X, maka kombinasi dari kedua pembesaran
adalah 100X.
Demikian penjelasan mengenai analisis kualitatif
berdasarkan sifat fisis bahan bagian II. Untuk bagian selanjutnya silakan
ditunggu ya. Semoga bermanfaat !!!