By
All About Knowledge
at
December 13, 2017
Mekanisme
pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada
kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring,
yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang
kemudian digantung dalam wadah.
Namun
ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pemisahan dengan
kromatografi kertas yaitu:
1. Metode
Ada
beberapa metode dalam pemisahan dengan kromatografi kertas diantaranya:
a. Metode
penurunan
Yaitu berupa bejana yang terbuat dari
gelas, platina atau logam tahan karat yang di atasnya ditutup untuk mencegah
dari pelarut. Untuk menyangga agar kertas tak lepas perlu diberi penahan dari
batang gelas. Untuk beberapa centimeter pelarut mengalir oleh gaya kapiler dan
mengalir oleh gravitasi setelah permukaan pelarut melintasi batang gelas.
b. Metode
penaikan
Bejana yang digunakan untuk kromatografi
penaikan sama seperti untuk kromatografi penurunan, tetapi pelarut diletak
dibagian bawah bejana dan kertas dicelupkan di atasnya.
c. Metode
mendatar
Dalam cara ini kertas dibentuk bulat
ditengahnya diberi lubang sebagai tempat untuk meletakkan sumbu yang terbuat
baik dari gulungan kertas atau dari benang dimana melalui ini pelarut akan naik
yang kemudian akan membesahi kertas untuk kemudian mengembang, melingkar,
membawa senyawa yang dipisahkan.
2. Kertas
Kromatografi
kertas menggunakan kertas saring whatman no.1 dan sampai saat ini masih
dipakai. Kertas dalam pemisahan terutama mempunyai pengaruh pada kecepatan alir
pelarut. Sedangkan fungsi dari kertas sendiri sangat kompleks.
Efek-efek
serapan disebabkan oleh sifat polar dari gugus-gugus hidroksil dimana ini
kemungkinan sangat penting dan sejumlah kecil dari gugus karboksil dalam
selulosa dapat menaikkan terhadap efek-efek pertukaran ion.
Kecepatan
aliran naik dengan penurunan kekentalan dari pelarut (dengan kenaikan dalam
suhu), tetapi aliran pelarut pada suhu yang tertentu, ditentukan oleh kerapatan
dan tebalnya kertas.
3. Pelarut
Fase
bergerak biasanya merupakan campuran yang terdiri atas satu komponen organik
yang utama, air dan berbagai tambahan seperti asam-asam, basa atau pereaksi-pereaksi
kompleks untuk memperbesar kelarutan dari beberapa senyawa atau untuk
mengurangi yang lainnya.
Anti
oksida sering digunakan juga dan harus didapati dengan kemurnian yang tinggi.
Pelarut harus sangat mudah menguap, karena terlampau cepat mengadakan
kesetimbangan, pada keadaan yang lain volalitas yang tinggi mengakibatkan lebih
cepat hilang meninggalkan lembaran kertas setelah bergerak. Kecepatan
bergeraknya harus tidak cepat dipengaruhi oleh perubahanperubahan suhu.
Contoh
penggunaan dari pelarut yang dipilih untuk senyawa- senyawa organik yang polar
akan lebih mudah larut dalam air dari pada dalam zat –zat cair organik akan
terjadi gerakan-gerakan yang lambat jika fase bergerak anhidrida digunakan,
penambahan air terhadap pelarut akan menyebabkan senyawa-senyawa tersebut untuk
bergerak.
Jadi
n-butanol bukan merupakan suatu pelarut untuk asam-asam amino jika tidak
dijenuhkan dengan air penambahan asam cuka disertai dengan pemberian lebih
banyak air akan menjadi baik, yaitu akan menaikkan kelarutan dari asam-asam
amino terutama yang bersifat basa, campuran tiga komponen ini sangat baik untuk
senyawa-senyawa asam amino.
4. Cara penempatan cuplikan pada kertas
Larutan
campuran yang akan dipisahkan ditempatkan pada kertas yang berupa noda.
Biasanya dibiarkan untuk berkembang membentuk suatu bulatan.
Bagian
kertas yang ditetesi dibiarkan dalam keadaan mendatar, sehingga larutan pada
keadaan kompak dalam bentuk bulatan. Dan jangan biarkan kertas tersentuh
zat-zat yang lain. Biasanya diameter dari noda yang digunakan adalah 0,5 cm.
5. Identifikasi dari senyawa-senyawa
Menyatakan
bahwa dalam mengidentifikasi noda-noda dalam kertas sangat lazim menggunakan
harga Rf (retordation factor) yang didefinisikan sebagai:
Demikian
penjelasan mengenai hal yang harus diperhatika ketika akan melakukan pemisahan
dengan kromatografi kertas. Semoga bermanfaat !!!