By
All About Knowledge
at
December 30, 2017
Analisa
kualitatif atau disebut juga analisa jenis adalah untuk menentukan macam atau jenis zat atau
komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam melakukan analisa kita mempergunanakan sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat
fisis maupun sifat-sifat kimianya.
Misalnya
ada suatu sampel cairan dalam gelas kimia. Bila kita ingin tahu apa sampel cair
itu maka
kita lakukan analisa kualitatif terhadap sampel cairan itu. Caranya ialah kita
tentukan sifat-sifat fisis sampel tersebut.
Berdasarkan metodenya, analisa kualitatif dapat
dikelompokkan dalam dua kelompok. Pertama, analisis bahan berdasarkan
karakterisasi fisis, yaitu penentuan sifat fisis dan keasaman. Kedua, analisis
bahan berdasarkan metode H2S, yaitu analisis kation dan analisis anion.
Pada
kesempatan ini akan diuraikan mengenai analisis bahan berdasarkan karakterisasi
fisis. Silakan disimak !!!
Analisis
Kualitatif berdasarkan Sifat Fisis Bahan
Sebelum kita melakukan penentuan sifat fisis berupa
penentuan titik leleh dan bentuk Kristal, yaitu dimana:
· Untuk sampel padat
dan penentuan titik didih dan indeks bias untuk sampel cair, lakukanlah
terlebih dahulu analisis pendahuluan.
· Untuk sampel padat
analisis pendahuluan meliputi: warna, bau, bentuk, kelarutan, pemanasasan dalam
tabung uji serta tes nyala.
· Untuk sampel cair
analisis penaduluan meliputi: warna, bau, kelarutan serta keasaman.
1. Analisis Pendahuluan
Cara melakukan analisis pendahuluan yaitu:
a. Lakukanlah pengamatan terhadap warna, bau,
serta bentuk/wujud sampel.
Beberapa contoh senyawa berwarna adalah sebagai
berikut:
Merah :
Pb3O4 ; HgI2 ; K3[Fe(CN)6]
Merah jingga :
Dikromat
Merah jambu :
garam-garam dari mangann dan kobalt yang berhidrat
Kuning :
K4[Fe(CN)6] . 3H2O ; FeCl3 dan
kromat
Hijau :
garam-garam besi (II), garam-garam nikel dan CuCl2
Biru :
garam-garam kobal anhidrat, garam-garam tembaga (II) berhidrat
Coklat :
Fe3SO4
Hitam :
MnO2
Bila zat dilarutkan dalam air atau dalam asam encer,
warna larutan harus diperhatikan karena mungkin memberikan keterangan yang
berharga. Di bawah ini beberapa contoh warna ion yang terdapat dalam larutan
encer.
Biru :
tembaga (II)
Hijau :
nikel ; besi (II) ; kromium (II)
Kuning :
kromat ; heksasianoferat (II)
Merah jingga :
dikromat
Ungu :
permanganat
Merah jambu :
kobalt
Beberapa contoh cairan tak berwana yaitu: H2O,
alkohol, aseton, eter, asam asetat, ester, amonia, asam sulfat dan asam
klorida. Beberapa contoh zat yang memberikan bau khas yaitu: alkohol, ester,
asam asetat dan amonia.
b. Tes kelarutan
Bagaimanakah kelarutan zat tersebut dalam beberapa
pelarut (air, alkohol, atau pelarut lainnya). Beberapa contoh zat yang sukar
larut dalam air adalah BaSO4, BaCO3, CaCO3 dan
senyawa organik yang memiliki polaritas rendah, seperti aseton. Beberapa
senyawa organik yang memiliki polaritas tinggi kelarutannya cukup baik dalam
air, seperti alkohol, glukosa, serta asam asetat.
Sedangkan senyawa organik nonpolar tidak larut dalam
air, seperti karbon tetraklorida. Semua senyawa nitrat larut baik dalam air.
Tes kelarutan dilakukan dengan cara memasukkan sedikit sampel ke dalam tabung
reaksi kemudian ke dalamnya tambahkan pelarut. Goyang-goyangkan supaya zat
dapat larut. Amati apakah zat melarut.
c. Tes keasaman larutan
Larutan yang bersita asam akan mengubah warna kertas
lakmus biru menjadi merah, dan larutan yang bersifat basa akan mengubah warna
kertas lakmus merah menjadi biru. Bila ada, pengukuran keasaman dapat pula
menggunakan indikator universal atau pH meter.
d. Pemanasan zat pada pipa pijar
Pemanasan sampel pada pipa pijar dapat dilakukan pada
sampel padat. Berdasarkan sifatnya pada waktu dipanaskan, zat dibagi menjadi
dua golongan besar yaitu zat-zat yang bentuknya berubah tetapi tidak terurai
dan zat-zat yang terurai. Gejala-gejala yang dapat dilihat adalah:
- Perubahan warna
Contoh:
Tanpa
penguraian:
·
F2O3
pada waktu dingin berwarna coklat dan pada waktu panas berwarna hitam.
·
ZnO pada waktu dingin
berwarna putih dan pada waktu panas berwarna kuning
Mengalami
penguraian:
·
CuSO4.5H2O
pada waktu dingin berwarna biru dan pada waktu panas berwarna putih.
·
FeSO4.7H2O
pada waktu dingin berwarna hijau muda dan pada waktu panas berwarna putih.
- Melumer
Ketika sampel padat dipanaskan dapat melumer disertai
penguraian maupun tanpa penguraian, dapat pula disertai perubahan maupun tanpa
perubahan warna.
Contoh:
·
Melumer tanpa
disertai penguraian, yaitu KOH.
·
Melumer disertai
penguraian dan tidak terjadi perubahan warna, yaitu CaCl2.6H2O
dan MgSO4.7H2O.
- Menyublim
Ketika sampel padat dipanaskan dapat pula menyublim,
yaitu mengalami perubahan fasa dari fasa padat ke fasa gas.
Contoh:
·
HgCl2,
warna sublimat putih
·
As2S3,
warna sublimat kuning
·
Kamper, warna
sublimat putih seperti kabut
- Keluar uap air atau gas
Pada beberapa sampel, ketika dipanaskan dapat pula
terjadi pengeluaran uap air atau gas seperti beberapa contoh berikut yaitu:
·
Gas tidak berwarna
dan tidak berbau, contoh: CO2
·
Gas tidak berwarna
tapi berbau, contoh: NH3, H2S
·
Gas berwarna dan
berbau, contoh: NO2 (berwarna coklat) dan I2 (berwarna
merah lembayung)
Demikian penjelasan mengenai analisis kualitatif
berdasarkan sifat fisis bahan bagian I. Untuk bagian selanjutnya silakan
ditunggu ya. Semoga bermanfaat !!!