By
All About Knowledge
at
August 11, 2017
Karbohidrat dengan zat
tertentu akan menghasilkan warna tertentu yg dapat dgunakan untuk analisis
kualitatif. Beberapa reaksi yg lebih spesifik dpt membedakan golongan
karbohidrat.
Banyak cara untuk mengetahui atau mengidentifikasi
karbohidrat dalam suatu bahan alam, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Uji Molisch
Prinsip
Prinsip reaksi ini
adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa
menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentose
menghasilkan senyawa fulfural.
Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang
merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan
a-naftol dalam pereaksi molish.
Karbohidrat yang dianalisis
Uji
molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji
ini untuk semua jenis karbohidrat. Mono-, di-, dan polisakarida akan memberikan
hasil positif. Sampel
yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu
-naphthol yang terlarut dalam etanol 95%.
Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat
perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai
bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan. H2SO4
pekat (dapat digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis
ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian
bereaksi dengan reagent Molisch,
-naphthol membentuk cincin
yang berwarna ungu.
Reaksi :
.
2.
Uji Benedict
Uji Benedict adalah uji
kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi (yang memiliki
gugus aldehid atau keton bebas) . Gula pereduksi meliputi
semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa, glukosa dan
maltosa.
Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+
oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya ditambahkan
zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya
pengendapan CuCO3.
Prinsip
Gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan
mereduksi ion Cu 2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+
yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Uji
positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata, kadang disertai dengan
larutan yang berwarna hijau, merah, atau orange.
Pada uji Benedict, pereaksi
ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik,
dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula
pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan
berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil
positif dengan pereaksi benedict.
Karbohidrat yang dianalisis
Untuk
mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi dalam makanan, sample
makanan dilarutkan dalam air, dan ditambahkan sedikit pereaksi benedict.
Dipanaskan dalam waterbath selama 4 - 10 menit.
Selama proses ini larutan akan
berubah warna menjadi biru (tanpa adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah
dan merah bata atau coklat (kandungan glukosa tinggi). Sukrosa (gula pasir)
tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict.
Sukrosa mengandung dua monosakrida
(fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan glikosidik sedemikian rupa
sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton. Sukrosa juga tidak
bersifat pereduksi.
3.
Uji Barfoed
Prinsip
Ion Cu2+ (dari pereaksi Barfoed) dalam suasana
asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada
disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.
Karbohidrat yang dianalisis
Uji ini untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan
jalan mengontrol kondisi-kondisi percobaan, seperti pH dan waktu pemanasan.
Pada analisa ini, karbohidrat direduksi pada suasana asam. Disakarida juga akan
memberikan hasil positif bila didihkan cukup lama hingga terjadi hidrolisis.
Uji
Barfoed menggunakan reagen Barfoed yang terdiri dari tembaga asetat dan asam
asetat glacial sebagai pereaksi.
Diketahui bahwa disakarida merupakan agen
pereduksi yang lemah, mereka tidak membentuk ion kupri pada reagen Barfoed yang
ada dalam keadaan asam, sedangkan monosakarida merupakan agen pereduksi yang
kuat dan mampu membentuk ion kupri dalam reagen Barfoed dalam keadaan asam
karena itu uji Barfoed ini digunakan untuk membedakan disakarida pereduksi
dengan monosakarida pereduksi dalam suatu sampel.
Reaksi :

4.
Uji Seliwanoff
Prinsip
Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan
hodroksimetilfurfural dan dengan penambahan resorsinol akan mengalami
kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah oranye.
Uji Seliwanoff bertujuan untuk
mengeahui adanya ketosa (karbohidrat yang mengandung gugus keton). Pada
pereaksi seliwanoff, terjadi perubahan oleh HCl panas menjadi asam levulinat
dan 4-hidroksilmetilfurfural.
Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus
keton akan menghasikan warna merah pada larutannya. Disakarida sukrosa yang
mudah dihidrolisa menjadi glukosa dan fruktosa memberi reaksi positif dengan
uji Seliwanoff. Glukosa dan karbohidrat lain dalam jumlah banyak dapat juga
memberi warna yang sama.
Pada pengujian dilakukan pemanasan pada larutan, pemanasan akan membantu
proses hidrolisis disakarida yang akan menghasilkan monosakarida ketosa, dan
kemudian member warna.
Keberadaan HCl dalam reagen pada saat fruktosa yang
berada dalam golongan ketosa bereaksi dengannya akan menghasilkan warna merah
cherry dengan struktur kimia yang kompleks.
Sebaliknya golongan disakarida
seperti maltosa dan laktosa tidak bereaksi (negatif) pada saat mereka
dihidrolisis menjadi monosakarida aldosa, dengan kata lain aldosa tidak
bereaksi dalam uji Seliwanoff ini.
Reaksi :

Demikian
penjelasan mengenai Analisa Kualitatif untuk Identifikasi Karbohidrat Part I.
Untuk bagian selanjutnya silakan ditunggu ya. Semoga bermanfaat !!!
No comments:
Post a Comment