Proses pemisahan secara ekstraksi dilakukan jika campuran yang akan dipisahkan berupa larutan homogeny (cair–cair) dimana titik didih komponen yang satu dengan komponen yang lain yang terdapat dalam campuran hampir sama atau berdekatan.
Pada proses pemisahan secara ekstraksi, face cairan II segera terbentuk setelah sejumlah massa solven ditambahkan kedalam campuran (cairan I) yang akan dipisahkan. Sebelum campuran dua fase dipisahkan menjadi produk ekstrak dan produk rafinat, suatu usaha harus dilakukan dengan mempertahankan kontak antara face cairan I dengan fase cair an II sedemikian hingga pada suhu dan tekanan tertentu campuran dua fase berada dalam kesetimbangan.
Kriteria solven (tenaga pemisah) dalam Ekstraksi Cair - Cair
Sebagai tenaga pemisah, solven harus memenuhi kriteria berikut :
1. Daya larut terhadap solut cukup besar.
2. Sama sekali tidak melarutkan diluen atau hanya sedikit melarutkan diluen.
3. Antara solven dan diluen harus mempunyai perbedaan densitas yang cukup.
4. Antara solven dan solut harus mempunyai perbedaan titik didih atau tekanan uap murni yang cukup.
5. Tidak beracun.
6. Tidak bereaksi baik terhadap solut maupun diluen.
7. Murah dan mudah didapat.
Jenis – jenis Solven yang biasa digunakan
1. Heksana
Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14 (isomer utama n-heksana memiliki rumus CH3(CH2)4CH3. Awalan heks- merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut. N – Hexana merupakan jenis pelarut non polar.
Heksana
dapat digunakan untuk mengekstraksi minyak nilam yang dapat digunakan sebagai minyak atsiri. Selain itu, heksana dapat
digunakan sebagai solven untuk
mengekstraksi karotenoid dari CPO.
Solven campuran antara heksana dan benzena dapat digunakan untuk mengekstraksi minyak dari kopra. Sedangkan solven campuran antara heksana dan isopropanol dapat digunakan dalam penurunan kadar limbah sintetis asam phosphat dengan ekstraksi cair – cair.
2. Aseton
Aseton, juga dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan-2-on, dimetilformaldehida, dan β-ketopropana, adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar.
Aseton
dapat digunakan untuk mengaktifkan karbon arang dari batok kelapa. Carbon dari proses
carbonasi batok kelapa yang merupakan bahan penutup porinya adalah tar, akan
diekstrasi dengan dikontakkan dengan aseton.
Aseton sangat baik digunakan untuk mengencerkan resin kaca serat, membersihkan peralatan kaca gelas, dan melarutkan resin epoksi dan lem super sebelum mengeras. Ia dapat melarutkan berbagai macam plastik dan serat sintetis.
3. Etanol
Etanol (disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja), adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan dan minuman. Etanol merupakan jenis pelarut polar.
Etanol dapat digunakan untuk mengekstraksi minyak laka (CSNL) dari kulit biji jambu mete. Selain itu etanol juga dapat digunakan dalam alkoholisis minyak dari biji kapuk.
Demikian penjelasan mengenai kriteria pemilihan solven dan contoh solven yang sering digunakan. Terima kasih !!!