Hidrokarbon merupakan senyawa organik yang tersusun hanya oleh karbon (C) dan hydrogen (H). Hidrokarbon terbagi menjadi tiga jenis utama yaitu hidrokarbon jenuh, hidrokarbon tak jenuh, dan hidrokarbon aromatik.
Hidrokarbon jenuh hanya mempunyai ikatan C-C tunggal, sementara hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan C-C rangkap 2 atau rangkap 3. Hidrokarbon aromatik merupakan senyawa siklik yang mempunyai sifat kimia berkaitan dengan benzena.
Hidrokarbon jenuh (alkana dan sikloalkana) bersifat relatif inert dan tidak mudah bereaksi dengan pereaki-pereaksi umum. Hidrokarbon tak jenuh (alkena dan sikloalkena) dapat mengalami reaksi adisi dan reaksi oksidasi. Benzena dan senyawa aromatik lainnya tidak bereaksi secara adisi tetapi dapat mengalami reaksi substitusi dengan penggantian atom hidrogen oleh satu atom atau sekelompok atom lainnya.
Contoh-contoh reaksi:
1. Reaksi Pembakaran
Komponen utama gas alam adalah hidrokarbon metana. Hidrokarbon lainnya yang digunakan untuk pemanasan atau memasak adalah propana dan butana. Hasil reaksi pembakaran adalah karbon dioksida dan air disertai dengan pelepasan panas.
2. Reaksi dengan Bromin
Hidrokarbon
tak jenuh bereaksi secara cepat dengan bromin dalam larutan karbon tetraklorida atau sikloheksana. Reaksi
berupa adisi bromin pada ikaran rangkap karbon. Alkena (bukan alkana atau hidrokarbon aromatik) berekasi dengan Br2
menghasilkan alkil bromida yang
sesuai (atau dibromoalkana). Warna
kuning/oranye Br2 akan hilang apabila Br2
bereaksi dengan alkena, hasil reaksi bromoalkana biasanya jernih tak
berwarna.
Alkana tidak bereaksi dengan Br2 karena hanya mempunyai ikatan C-C tunggal; warna kuning/oranye Br2 akan tetap ada. Senyawa aromatik ‘tahan’ terhadap reaksi adisi karena sifat aromatisitasnya. Senyawa ini bereaksi dengan bromin dengan adanya katalis seperti alumunium klorida.
No comments:
Post a Comment