By
All About Knowledge
at
December 07, 2019
Perpindahan panas adalah proses pertukaran panas yang
terjadi antara benda panas dan benda dingin, yang
masing – masing disebut source and receiver (sumber dan penerima). Ada 3 macam
cara perpindahan panas yaitu:
1. Hantaran,
dinamakan konduksi
Perpindahan
panas konduksi adalah mekanisme perpindahan panas yang terjadi dengan suatu
aliran atau rambatan proses dari suatu benda yang bertemperatur lebih tinggi ke
benda yang bertemperatur lebih rendah atau dari suatu benda ke benda lain
dengan kontak langsung, dengan kata lain proses perpindahan panas secara
molekuler dengan perantara molekul-molekul yang bergerak. Perpindahan panas
konduksi dapat berlangsung pada zat padat, cair , atau gas.
2. Aliran, disebut konveksi
Perpindahan
panas konveksi adalah mekanisme perpindahan panas yang terjadi dari suatu benda
ke benda yang lain dengan perantara benda itu sendiri. Perpindahan panas
konveksi ada 2 macam yaitu konveksi paksa dan konveksi bebas. Konveksi alami
adalah perpindahan molekul-molekul didalam zat yang dipanaskan karena adanya
perbedaan density, Konveksi paksaan yaitu perpindahan panas konveksi yang
berlangsung dengan bantuan tenaga lain.
3. Pancaran, disebut radiasi
Perpindahan panas radiasi adalah perpindahan kalor melalui gelombang dari suatu zat ke zat yang lain. Apabila sejumlah energi kalor menimpa suatu permukaan, sebagian akan dipantulkan, sebagian akan diserap ke dalam bahan, dan sebagian akan menembusi bahan dan terus keluar. Jadi dalam mempelajari perpindahan kalor radiasi akan dilibatkan suatu fisik permukaan.
Alat penukar kalor dapat diklasifikasikan dalam
beberapa kelompok sebagai berikut :
1.
Berdasarkan proses perpindahan kalor
a.
Perpindahan kalor secara langsung
Tipe kontak langsung adalah tipe alat penukar kalor dimana antara dua zat yang dipertukarkan energinya dicampur atau dikontakkan secara langsung. Dengan demikian ciri khas dari penukar kalor seperti ini (kontak langsung) adalah bahwa kedua zat yang dipertukarkan energinya saling berkontak secara langsung (bercampur) dan biasanya kapasitas energi yang dipertukarkan relatif kecil. Salah satu contohnya adalah
deaerator.
b.
Perpindahan kalor secara tidak langsung
Tipe
tidak langsung adalah tipe alat penukar kalor dimana antara kedua zat yang
dipertukarkan energinya dipisahkan 6
oleh permukaan bidang padatan seperti dinding pipa, pelat, dan lain sebagainya
sehingga antara kedua zat tidak tercampur. Untuk meningkatkan efektivitas
pertukaran energi, biasanya bahan permukaan pemisah dipilih dari bahan-bahan
yang memiliki konduktivitas termal yang tinggi seperti tembaga dan aluminium.
Dengan
bahan pemisah yang memiliki konduktivitas termal yang tinggi diharapkan tahanan
termal bahan tersebut akan rendah sehingga seolah-olah antara kedua zat yang
saling dipertukarkan energinya seperti kontak langsung. Salah satu contohnya adalah
kondensor.
2.
Berdasarkan jenis aliran
a.
Alat penukar kalor aliran sejajar (Co-Current Flow)
Penukar kalor tipe aliran sejajar yaitu bila arah aliran dari kedua fluida di dalam penukar kalor adalah sejajar. Artinya kedua fluida masuk pada sisi yang satu dan keluar dari sisi yang lain.
Pada jenis ini temperatur fluida yang memberikan energi akan selalu lebih tinggi dibanding yang menerima energi sejak mulai memasuki penukar kalor hingga keluar. Dengan demikian temperatur fluida yang menerima kalor tidak akan pernah mencapai temperatur fluida yang memberikan kalor saat keluar dari penukar kalor.
Jenis ini merupakan penukar kalor yang paling tidak efektif. Suhu fluida dingin yang
keluar (Tcb) tidak dapat melebihi suhu fluida panas yang keluar (Thb), sehingga
diperlukan media pendingin atau media pemanas yang banyak.
b.
Alat penukar kalor aliran berlawanan (Counter Flow)
Penukar kalor tipe aliran berlawanan yaitu bila kedua fluida mengalir dengan arah yang saling berlawanan. Pada tipe ini masih mungkin terjadi bahwa temperatur fluida yang menerima kalor saat keluar penukar kalor lebih tinggi dibanding temperatur fluida yang memberikan kalor saat meninggalkan penukar kalor.
Bahkan idealnya apabila luas permukaan perpindahan kalor adalah tak berhingga dan tidak terjadi rugi-rugi kalor ke lingkungan, maka temperatur fluida yang menerima kalor saat keluar dari penukar kalor bisa menyamai temperatur fluida yang memberikan kalor saat memasuki penukar kalor.
Dengan teori seperti ini jenis penukar kalor berlawanan arah merupakan penukar kalor yang paling efektif. Suhu fluida dingin yang keluar (Tcb) lebih tinggi
dibandingkan dengan suhu fluida panas yang keluar (Thb), sehingga dianggap
lebih baik dari alat penukar panas aliran searah (co- current flow).
c.
Alat penukar kalor aliran silang (Cross Flow)
Penukar
kalor dengan aliran silang yaitu bila arah aliran kedua fluida saling
bersilangan. Apabila ditinjau dari efektivitas pertukaran energi, penukar kalor
jenis ini berada diantara kedua jenis di atas.
Contoh
yang sering ditemui adalah radiator mobil dimana arah aliran air pendingin
mesin 12 yang memberikan energinya ke udara saling bersilangan.
Dalam
kasus radiator mobil, udara melewati radiator dengan temperatur rata-rata yang
hampir sama dengan 11
temperatur udara lingkungan kemudian memperoleh kalor dengan laju yang berbeda
di setiap posisi yang berbeda untuk kemudian bercampur lagi setelah
meninggalkan radiator sehingga akan mempunyai temperatur yang hampir seragam.
3.
Alat penukar kalor juga memiliki 4 jenis antara lain:
a.
Double Pipe Heat Exchanger
Salah
satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam jenis penukar panas
dapat digunakan berlawanan arah aliran atau arah aliran, baik dengan cairan panas
atau dingin cairan yang terkandung dalam ruang annular dan cairan lainnya dalam
pipa.
Alat penukar panas pipa rangkap
terdiri dari dua pipa logam standart yang di kedua
ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat.
Fluida
yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluidakedua mengalir di dalam ruang
anulus antara pipa luar dengan pipa dalam.
Alat penukar panas jenis ini dapat digunakan pada laju alirfluida yang kecil
dan tekanan operasi yang tinggi.
Panjang pipa lurus dibatasi dengan maksimum sekitar 20 ft.
b.
Shell and Tube Heat Exchanger
Jenis
ini terdiri dari suatu tabung dengan diameter cukup besar yang di dalamnya
berisi seberkas pipa dengan diameter relatif kecil. Alat penukar panas ini
terdiri atas suatu bundel pipa yang dihubungkan secara parallel dan ditempatkan
dalam sebuah pipa mantel (selongsong).
Fluida
yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir di
luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Untuk meningkatkan
effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas selongsong dan tabung dipasang sekat (baffle).
Ini
bertujuan untuk membuat turbulensi aliran
fluida dan menambah waktu tinggal (residence time), namun pemasangan sekat akan
memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju
alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.
Keuntungan penggunaan sekat (baffle) yaitu
meningkatkan efisiensi pertukaran panas, membuat turbulensi aliran fluida dan
menambah waktu tinggal (residence time). Namun pemasangan sekat juga akan
memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju
alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.
Keuntungan Shell and Tube Heat Exchanger antara lain:
- Konfigurasinya memberikan luas permukaan lebih besar
dengan volume yang kecil
- Rentang tekanan dan penurunan tekanan yang hampir
tak terbatas, dan dapat disesuaikan secara bebas untuk kedua aliran
- Sejumlah besar bahan konstruksi dapat digunakan dan
mungkin berbeda untuk shell dan tube
- Berbagai besar kapasitas termal dapat diperoleh
- Peralatan mudah dibongkar untuk pembersihan atau
perbaikan
- Konstruksi sederhana sehingga kebutuhan ruangan
relatif kecil.
c.
Plate and Frame Heat Exchanger
Alat
penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat-pelat tegak lurus, bergelombang, atau profil
lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang penyekat lunak (biasanya
terbuat dari karet).
Pelat-pelat
dan sekat disatukan oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat 10 (kebanyakan segiempat) terdapat lubang
pengalir fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar
pada sisi yang lain, sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang dan
ruang pada sisi sebelahnya karena ada sekat.
Kelebihan plate dan frame HE adalah: kompak, biaya
total murah, fouling kurang, fleksibel dalam hal jumlah plat, beban panas dan
efektivitas tinggi, waktu tinggal fluida tinggi.
d.
Spiral Heat Exchanger
Penukar
kalor tipe spiral arah aliran fluida menelusuri pipa spiral dari luar menuju
pusat spiral atau sebaliknya dari pusat spiral menuju ke luar.
Fluida panas masuk pada pusat elemen spiral dan
mengalir mengelilingi dari batas luar ke pusat. Fluida dingin mengalir
berlawanan, masuk dari pusat mengelilingi dan meninggalkan pusat. Koefisien
perpindahan panas tinggi pada kedua sisi.
Permukaan
perpindahan kalor efektif adalah sama dengan dinding spiral sehingga sangat
tergantung pada lebar spiral dan diameter serta berapa jumlah spiral yang ada
dari pusat hingga diameter terluar.
Jenis spiral umumnya bisa menjadi lebih unggul dengan fluida yang sangat kental
pada tekanan sedang.
Demikian penjelasan mengenai jenis-jenis alat penukar
kalor. Semoga bermanfaat yaa !!!
No comments:
Post a Comment