By
All About Knowledge
at
September 17, 2017
Proses
rafinasi yang digunakan dalam pabrik gula rafinasi bervariasi tergantung pada
bahan yang diolah produk yang dikehendaki dan pertimbangan lain sesuai kondisi
lokal. Namun demikian secara garis besar dapat diuraikan menjadi beberapa tahap
sebagai berikut:
a. Afinasi
Tahap
permulaan pengolahan raw sugar adalah proses afinasi yaitu penghilangan lapisan
molasses yang melapisi kristal gula. Raw sugar dicampurkan dengan syrup bersuhu
70oC dengan kemurnian sedikit lebih
tinggi sehingga tidak
melarutkan kristal.
Pencucian raw sugar
dengan kelebihan penggunaan
syrup dapat menurunkan efisiensi
dari afinasi. Hal
ini dikarenakan volume magma yang diputar bertambah sedangkan
kapasitas mesin tetap.
Tujuan
afinasi adalah mencuci kristal raw sugar agar lapisan molases yang melapisi
kristal berkurang sehingga warnanya semakin cerah atau nilai ICUMSA lebih kecil. Pencucian dilakukan dalam mesin
sentrifugal yaitu setelah raw sugar dicampur
dengan sirup menjadi magma.
Penurunan intensitas warna
yang dicapai pada stasiun ini berkisar 30-50 %. Gula kristal mentah yang telah
dicuci dilebur dengan mencampur dengan
air atau sweet water menghasilkan leburan (liquor) dengan brix sekitar 65.
b.
Klarifikasi
Hal ini bertujuan untuk membuang
semaksimal mungkin pengotor non sugar yang ada dalam leburan (melt liquor). Ada
dua pilihan teknologi yaitu fosflotasi dan karbonatasi, keduanya banyak
dipakai, fosflotasi pada umumnya dan beberapa di Asia sedangkan selebihnya
menggunakan teknologi karbonatasi, termasuk pabrik rafinasi di Indonesia.
- Teknologi Fosflatasi
Pada
proses ini digunakan asam fosfat dan kalskum hidroksida yang akan membentuk
gumpalan (primer) kalium fosfat, reaksi ini berlangsung di reaktor.
Penambahan
flokulan (anion) sebelum tangki aerator dilakukan untuk membantu pembentukan
gumpalan sekunder yang terbentuk dari gumpalan-gumpalan primer yang terikat
oleh rantai molekul flokulan. Pembentukan gumpalan sekunder dapat menyerap
berbagai pengotor: zat warna, zat anorganik, partikel yang melayang dan
lain-lain.
Untuk
memisahkan gumpalan tersebut oleh karea dalam media liquor yang kental (brix:
65-70) maka gumpalan tidak diendapkan melainkan diambangkan. Proses
pengambangan berlangsung dengan bantuan partikel udara yang dibangkitkan dalam
aerator, proses pengambangan terjadi pada clarifier.
Pada clarifier ini juga
pemisahan gumpalan yang mengambang (scum) terjadi, yaitu dengan sekrap yang
berputar pada permukaan clarifier dan menyingkirkan scum ke kanal yang dipasang
pada sekeliling clarifier.
- Teknologi Karbonatasi
Pada
proses karbonatasi leburan dibubuhi kapur {Ca(OH)2} kemudian
dialiri gas CO2 dalam bejana
karbonatasi, sehingga terbentuk endapan kalsium karbonat yang akan menyerap pengotor termasuk
zatnwarna.
Sumber gas CO2 berasal dari gas cerobong ketel yang sudah
dimurnikan melalui scrubber. Proses karbonatasi dilakukan dua tahap, pertama
dilakukan pembubuhan kapur sebanyak 0,5% brixbersamaan dengan pengaliran CO2
ekivalen dengan jumlah kapur yang
ditambahkan. Kedua pada karbonator akhir menyempurnakan reaksi dengan
aliran CO2 sampai pH turun di sekitar 8,3.
Proses
karbonatasi adalah salah satu metode pemurnian yang dapat memisahkan kotoran berupa koloida yang terdapat pada leburan
gula. Proses tersebut juga dapat menyerap atau menghilangkan warna yang
mempunyai berat molekul yang tinggi yang berasal dari raw sugar.
Dengan
pencampuran susu kapur dan gas karbondioksida yang ditambahkan pada raw liquor
sehingga terbentuk gumpalan yang mengikat sebagian bukan gula.
c.
Filtrasi
Pemisahan
campuran antara cairan dengan zat padat tidak terlarut melalui media penapis
(filter) yang meloloskan cairan namun menahan zat padatnya pada permukaan
penapis (filter) disebut filtrasi.
Penggunaan rotary leaf filter dalam proses
filtrasi di pabrik gula memiliki keuntungan, yaitu filter cake yang dihasilkan
memiliki ukuran yang sama yang
disebabkan oleh bingkai-ningkai filter yang ikut berputar.
d. Dekolorisasi
Penghilangan
warna merupakan titik kritis dalam produksi gularafinasi. Penghilangan warna
dilakukan dengan pertukaran ion.
Pertukaran ion adalah suatu proses perempelan ion-ion bebas pada
sekelompok ion tidak bebas yang berada pada polaritas yang berbeda. Ion yang
menempel digantikan oleh ion lain yang berasal
dari kelompok ion tidak bebas.
Pada
stasiun dekolorisasi pada prinsipnya ada dua teknologi yang lazim digunakan
yaitu karbon aktif
dan penukar ion, masing-masing dengan keunggulan dan kelemahannya. Kedua teknologi tersebut dapat menurunkan warna sekitar 75-85 %,
pemilihan teknologi harus disesuaikan dengan kondisi lokal.
Untuk
menghilangkan zat warna dapat dilakukan dengan cara yaitu
- Dengan granul karbon aktif
Kandungan
karbon aktif sekitar 60 % dan dicampur dengan 5% MgO untuk mencegah turunnya
pH. Karbon aktif ini dapat digunakan selama
3-6 minggu tergantung dari kualitas
dan jumlah bahan
yang masuk.
Kemampuan karbon
aktif dalam mereduksi
zat warna sangat tinggi, namun
bahan ini tidak
mampu menghilangkan zat
anorganik yang terlarut.
- Resin penukar ion (Ion- Exchange Resin)
Bahan
ini mudah diregenerasi dan dalam penggunaannya mempunyai kapasitas lebih besar
dibandingakan dengan karbon aktif maupun bone char. Selain itu penggunaan air
juga lebih efisien.
Ada dua jenis resin yang digunakan dalam refinery yaitu:
Resin anion yang berfungsi
mereduksi warna dan
resin kation untuk menghilangkan senyawaan anorganik.
e. Evaporasi
Evaporasi
bertujuan menurunkan kadar air dan meningkatkan brix. Semakin kecil kandungan
air bahan maka brix bahan akan semakin tinggi. Peningkatan brix bertujuan untuk
mempermudah dan mempercepat proses kristalisasi yang terjadi dalam vacuum pan.
f. Kristalisasi
Proses
kristalisasi bertujuan untuk merubah molekul-molekul sukrosa dalam fine liquor
menjadi kristal gula dengan kehilangan minimum dan proses sesingkat mungkin.
Makin murni larutan gula makin mudah gula mengkristal. Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan kristal sukrosa adalah kelewatjenuhan larutan, suhu, kecepatan
nisbi kristal dan larutan, sifat permukaan kristal.
Kristalisasi
dilakukan di bejana vakum (65 cmHg) dengan penguapan liquor pada
suhu sekitar 70-80 0C sampai mencapai supersaturasi tertentu.
Pada kondisi tersebut dimasukkan bibit
kristal secara hati-hati sehingga inti kristal akan tumbuh mencapai ukuran yang dikehendaki tanpa menumbuhkan
kristal baru. Campuran kristal sukrosa dengan liquor disebut masakan.
g. Sentrifugasi
Kristal
gula dengan molasses dipisahkan menggunakan centrifugal. Prinsip kerja
centrifugal ini menggunakan gaya sentrifugasi, dimana kristal yang terdapat
dalam basket putaran akan terlempar dan
akan tertahan disaringan, sedang larutannya akan lolos melalui saringan.
Pemisahan
kristal dilakukan dengan cara memutar masakan dalam mesin sentrifugal
menghasilkan kristal (gula A) dan sirop A.
Selanjutnya sirop A dimasak seperti
yang dilakukan sebelumnya menghasilkan gula B dan sirop B. Demikian seterusnya
secara berjenjang menghasilkan gula A, B dan C yang masuk dalam katagori gula
rafinasi.
h.
Pengeringan dan Pendinginan
Pengeringan bertujuan
untuk menurunkan kadar
air yang tersisa pada
gula sampai dengan
kadar 0,05%. Setelah
proses pengeringan diperlukan pendinginan
dikarenakan gula yang keluar
suhunya masih relatif tinggi.
Apabila langsung dikemas mengakibatkan
gula menjadi rusak.
Penurunan
kadar air pada gula sampai dengan batas tertentu dapat berlangsung dengan baik jika pemanasan terjadi di setiap
tempat dari bahan tersebut dan uap air
yang diambil berasal dari semua permukaan bahan keluar.
Demikian
penjelasan mengenai proses pembuatan gula rafinasi.....