Pada postingan sebelumnya telah dijelaskan mengenai apa itu titrasi asam-basa. Berikut akan saya jelaskan mengenai kelanjutannya yaitu titrasi asam lemah dengan basa kuat dan basa lemah. Silakan disimak !!!
1. Titrasi
Asam Lemah dengan Basa Kuat
Reaksi suatu asam lemah dengan suatu basa kuat akan menghasilkan garam dengan karakter basa yang lebih menonjol yang merupakan basa konjugasi dari asam tersebut. Titrasi sistem tersebut akan menghasilkan karakter larutan peyangga (buffer) sebelum titik ekivalen tercapai. Sesudah titik ekivalen, kelebihan basa penitrasi menentukan besarnya sistem.
pH larutan asam sebelum titrasi:
dengan [HA] adalah konsentrasi asam lemah mula-mula.
pH larutan pada penambahan basa kuat sebelum mencapai titik ekivalen dihitung dengan penggunaan konsep larutan penyangga (buffer). Larutan ini terdiri dari campuran asam lemah dan garam dari asam tersebut dengan basa kuat penitrasinya.
[garam] ditentukan oleh jumlah basa yang telah ditambahkan.
pH larutan pada saat titik ekivalen merupakan derajat keasaman dari garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat. Garam ini terhidrolisis didalam larutan berair. pH suatu garam terhidrolisis adalah:
pH larutan sesudah titik ekivalen:
2. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Lemah
Untuk mempermudah pembahasan pada kasus ini diambil contoh titrasi asam asetat CH3COOH dengan larutan ammonia. Apabila 100ml asam asetat (Ka = 1,8 . 10-5) 0,1M dititrasi dengan 0,1M larutan ammonia (Kb= 1,8 . 10-5 ) maka pH pada titik ekivalen merupakan derajat keasaman suatu larutan garam terhidrolisis:
Kurva yang diperoleh bahkan menampakkan karakter tidak adanya kenaikan pH yang menyolok selama penambahan sejumlah penitrasi pada daerah sekitar titik ekivalen. Penggunaan indicator biasa pada titrasi tidak akan menghasilkan perubahan warna yang menyolok untuk diamati secara visual.
Untuk kondisi ini digunakan campuran indikator yang menampakkan perubahan warna yang tajam pada rentang pH yang sempit, seperti indikator neutral red-methylene blue. Akan tetapi seacar umum akan lebih baik bila dihindari penggunaan indicator yang melibatkan asam lemah dan basa lemah sekaligus.
Demikian penjelasan mengenai titrasi asam lemah dengan basa lemah dan basa kuat. Semoga bermanfaat yaa !!!
No comments:
Post a Comment